Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

Dimulainya Era Baru Kerja sama HIMKI dan ISWA

Gambar
Untuk pertama Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) memggandeng asosiasi industri penggergajian kayu  atau Indonesia Sawmill and Woodworking Asociation (ISWA) dalam kerja sama pengadaan pembahanan dan komponen bagi industri mebel nasional. Penanda tanganan yang diwakili Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur dan Chairman ISWA Wiradadi Suprayogo menandai era baru dalam mata rantai industri pengolaha kayu dan mebel Indonesia. Menurut Sobur, sudah saatnya industri berbagi tugas sesuai kompetensinya. Ia melihat industri serupa di China sangat efisien karena pembagian kerja ini. “Industri sawmill dan industri komponen disana benear-benar terfokus untuk menyiapkan material dan komponen yang dibutuhkan industri down streamnya sesuai order,” jelasnya. Ini mendorong industri mebel lebih fokus di processing.  Lantas ia membandingkan dengan situasi yang ada di Jepara. Selama ini sebagian dari pengusaha disana memulai mata rantai produksinya dari pembelian dan pengg

Politeknik Kendal telah mewisuda mahasiswa angkatan pertamanya

Gambar
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah, untuk pertama kalinya telah mewisuda 87 orang mahasiswa di tahun 2021 lalu. Para lulusan merupakan angkatan pertama yang mengikuti pendidikan ditahun 2018 terdiri 29 dari program studi (prodi) Teknik Produksi Furnitur, 30 orang dari prodi Manajemen Bisnis Industri Furnitur dan 28 orang dari Prodi Desain Furnitur. Dari jumlah itu, 82 orang telah bekerja di sektor industri furnitur dan 5 orang berwira usaha bidang furnitur. Angkatan pertama yang sebagian masa kuliahnya melintasi masa pandemi Covid-19 menyiasati kuliahnya secara daring dan luring. Proses pembelajaran daring untuk teori-teorinya, sedang untuk praktikum tetap diharuskan menjalaninya secara luring. Setiap kelas dibagi menjadi dua grup atau kloter untuk melakukan praktikum yang dilakukan dalam minggu berbeda. Proses pembelajaran generasi covid-19 ini dinilai mampu menyerap kurikulum normal yang sudah digariskan. Kini, Politeknik Kendal sed

Dilema SVLK dan FSC

Gambar
  Dilematis! Kondisi ini yang muncul akibat rencana penerapan regulasi produk bebas deforestasi Uni Eropa. Regulasi ini memutlakan verifikasi atau uji tuntas bahwa produk yang dijual ke pasar UE tidak berasal dari lahan deforetasi. Sesuai ketentuan hak asasi manusia dan untuk menghormati masyarakat adat. Komoditas yang diatur dalam rencana regulasi ini termasuk ternak, kakao, kopi, minyak sawit, kedelai dan kayu. Ini termasuk juga turunannya seperti kulit, coklat dan mebel. Parlemen UE sebenarnya ingin memasukan beragam komoditas lainnya seperti daging babi, domba, kambing , unggas, karet, jagung, kertas bahkan arang. Parlemen juga bersikeras keseluruhan produk yang diproduksi dari lahan deforestasi tidak diperbolehkan masuk ke dalam kawasannya setelah 31 Desember 2019 lalu. Menurut Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, sebenarnya penerapan regulasi ini tidak menjadi persoalan bagi industri mebel nasional karena selama ini Indonesia sudah

Double Strike! Daya Saing pun melorot

Gambar
Strike! Dua pukulan beruntun menghantam pelaku bisnis. Yang pertama, kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen. Kenaikan suku bunga ini untuk mengantisipasi melonjaknya inflasi. Bank Indonesia memperkirakan inflasi akan tembus 4,6 persren di akhir 2022. Proyeksi yang dikemukakan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sejalan dengan kenaikan harga-harga komoditas yang terus berlanjut. Meningkatnya suku bunga acuan ini akan berdampak pada peningkatan suku bunga pinjaman. Direktur Yudhistira Tri Laksono mengatakan “Saya berpikir kenaikan suku bunga kredit pada saat ini akan banyak menimbulkan Non-Performing Loan ”. “Kami ambil kredit berbunga 7,5 persen pertahun dan dengan kondisi yang sangat sulit karena ancaman resesi global maka buyer akan menahan pembelian,” tambahnya. Padahal operasional perusahaan tetap berjalan. Ini menggelembungkan beban biaya yang diperparah dengan naiknya bunga bank yang harus dibayar kembali. Dampaknya, kredit macet alias NPL pun kian menguat. Menurutnya, pe

Ekspansi ke New Emerging Market

Gambar
  I nflasi yang tinggi dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi momok bagi perekonomian nasional. Setelah Bank Indonesia menaikan suku bunga acuan 0,25% , pemerintah pun menaikan harga jual BBM. Gelombang d emo menentang kenaikan harga BBM pun   meluncur. Padahal kenaikan harga jual minyak mentah di pasar internasional sudah terjadi bersamaan dengan pecahnya ketegangan Russia-Ukraina. Menanggapi situasi ini WoodNews ID pun berbincang dengan Ketua Umum Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Abdul Sobur untuk menanggapi persoalan ini.   WoodNewsID:   S eberapa besar dampak kenaikan BBM pada industri furnitur nasional?   Sebelumnya B ank Indonesia sudah menaikan suku bunga acuan sebesar 0,25  persen , lantas bagaimana kombinasi kenaikan ini? A pakah akan menimbulkan N on Performing Loan lebih besar dan menurunnya daya saing industri nasional ? Abdul Sobur :   B iaya terbesar pada struktur biaya industri m ebel adalah bahan baku dan bahan penolong. Sebagai con