Au Bintoro: Indonesia punya potensi menjadi raja furniture global

Owner sekaligus CEO Olympic Group Au Bintoro menyayangkan absennya peran pemerintah dalam membetuk regulasi yang mengkonsolidasikan sinergi dan kekuatan industri mebel. “Padahal potensi untuk menjadi raja furnitur dunia, Indonesia itu ada akrena semunaya tersedia di sini,” katanya menjelang pembukaan Rapat Kerja Nasional Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Jumat, 16 Februari 2024.

Ia menganggap kondisinya berapa tahun terakhir memang tidak menguntungkan, “Tidak kondusif untuk meningkat ekspornya tapi sebelumnya juga tidak naik-naik,” katanya. Padahal ia menilai kalau dua tahun terakhir ini seharusnya bisa naik, tapi diganggu dengan kondisi global yang tidak kondusif.




Menurutnya, mengapa Indonesia sulit sekali meningkatkan ekspornya bahkan kalah dengan Malaysia dan Vietnam. Apalagi jika dibandingkan dengan China, “Saya melihat antara asosiasi dan pemerintah kerjasamanya tidak bagus. Mungkin pemerintahnya juga sibuk, sehingga seharusnya asosiasi pegang peranan untuk membuat suatu konsep seperti di China. Konsep clusternya mengumpulkan semua industri di dalam suatu lokasi sehingga bisa berpameran sepanjang hari seperti di Sunter,” jelasnya.

Inilah yang dinilainya tidak ada di Indonesia. “Kluster semacam itu tidak ada, yang sudah ada seperti Cirebon malahan hancur. Jepara juga ikutan hancur,” katanya. Ia menilai pentingnya peranan pemerintah untuk menerbitkan regulasi untuk membuat kluster industri “Kalau rotan harus di Cirebon. Tidak perlu ke lain tempat. Furnitur juga di tempat tertentu, juga disediakan lokasi untuk pamerannya sehingga menjual furnitur harus di tempat ini,” lanjutnya.

Ketika disingung China memiliki kluster industri yang tersebar maka ia menilai luasnya wilayah China membuatnya bisa dibagi dalam berapa lokasi untuk industri yang sama seperti furnitur. “Kalau di Indonesia kan bisa dibagi ke dalam 2-3 lokasi seperti Cirebon, Jepara dan mungkin satu lagi di Sumatera,” katanya. Ia menambahkan bahwa seharusnya pembagian itu bisa dilakukan hanya ini tidak pernah dilakukan sehingga industri serupa tidak berkumpul di area tertentu. “Industri penunjangnya pun tidak terletak di lokasi yang sama, semua tersebar sehingga semua industri pun jalan masing-masing. Tidak terintegrasi mernjadi satu, tidak ada sinergi dan tidak menjadi kekuatan sendiri,” lanjutnya.

Butuh pembenahan regulasi dan strategi perencanaannya. Perlu dilihat konsep pemerintah secara global khusus untuk industri furnitur, padahal menurutnya pimpinan negeri ini berlatar belakang industri furnitur tapi justru tidak memikirkannya secara serius. “Padahal potensi untuk menjadi raja furnitur dunia, Indonesia itu ada. Bahan baku ada, tenaga kerja juga ada, semua ada disini. Sebagai orang furnitur seharusnya bisa merencanakannya dengan baik tapi ternyata kan tidak bisa,” tegasnya. (WNID/eM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur: “Pasar akan mulai membaik”

EUDR: “Very badly written law”.

Terobosan HIMKI ke China untuk Meningkatkan Daya Saing Global