Antonius Suhandoyo: Well Manufacture berkembang di kalangan pengrajin Jepara

Tahun 2024 baru saja dimulai, dan ada banyak harapan dalam menapaki tahun ini. Sebelum 2023 berakhir, Redaksi WoodNews Indonesia sempat berbincang dengan Ir. Antonius Suhandoyo. Pemilik sekaligus Direktur PT Karya Anugerah Gemilang yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah. Kabupaten Jepara merupakan salah satu sentra industri pengolahn kayu, termasuk mebel dan kerajinan; sangat penting untuk dilihat dengan seksama. Laporan CIFOR tahun 2007 mengindetifikasi 15.271 unitproduksi dalam kabupaten di pesisir utara Jawa ini. Jumlah ini mengalami penurunan drastis saat pandemi Covid-19 merebak. Ini tidaklah menghilangkan bahkan mengurangi peran penting Jepara sebagai salah satu sentra industri pengolahan kayu, mebel dan kerajinan nasional.

Usai pandemi, Antonius melihat Jepara mulai bangkit dari keterpurukannya. Sebagai Ketua Komda HIMKI Jepara Raya Ia berharap Issue EUTR –dan EUDR. Red.– tidak lagi menjadi penghalang dalam mendongkrak kenaikan ekspor kembali. Ia juga berharap well manufacture yang tumbuh di kalangan pengrajin dibarengi ketersediaan adanya peralatan produksi modifikasi yang presisi dan sesuai standar. Dan yang terpenting mampu membuat produk kian kompetitif. Ikuti kutipan perbincangannya di bawah ini.


WoodNewsID: Bagaimana kondisi industri mebel di Jepara pada akhir tahun ini?

Antonius Suhandoyo: Mulai terlihat merangkak naik. At least sudah mulai ada visit buyer, sudah menerima prediksi kuantiti untuk shipment di end of 2024.

Info menariknya adalah buyer Eropa mulai kembali ke solid wood. Di tengah issue EUTR, tapi mereka confidence kalau product teak dari Indonesia terbukti berasal dari Perkebunan. Tidak seperti yang selama ini mereka dengar, yang mana issue deforestation sesungguhnya tidak terjadi di Indonesia.

WoodNewsID: End of 2024 ya pak? Berarti ada vacuum dari awal 2024?

Antonius Suhandoyo: Ini untuk yang chain store ya pak.kalau beberapa yang misalnya importir umum atau distributor, kami sudah jalan, dan cenderung meningkat, hanya kami ambil sikap hati hati. Jadi ndak berani terlalu ikuti kecepatan permintaan mereka.

WoodNewsID: Kenapa Pak? Apa kendalanya? Atau karena kehati-hatian dalam perhitungan bisnis?

Antonius Suhandoyo: Ada efek dari penyerangan ke Gaza juga, karena kebetulan ada satu order yang marketnya ke Israel. Minta speed up shipment.

WoodNewsID: Wah malah bagus ya pak?

Antonius Suhandoyo: Lebih pas nya ini, takut terjadi kontraksi kalau dipaksakan malah mengancam keseimbangan cash flow.

WoodNewsID: Benar pak. Lantas bagaimana dampak kenaikan UMR tanpa kenaikan produktifitas?

Antonius Suhandoyo: Ini belum begitu berdampak, karena rata rata di Jepara secara keseluruhan baru akan bergerak lagi, sementara tenaga kerja baru mau ‘buka puasa’, sepertinya masih belum begitu berpengaruh. Artinya kinerja bisa segera diusahakan untuk lebih produktif, karena untuk sementara yang bisa masuk kerja masih bagian tertentu. Yang sebenarnya kenaikan apapun sebagai akibat dari inflasi, mulai dirasakan sebagai  ‘menu tahunan’ yang wajib untuk mau tidak mau harus ditelan.

Tinggal bagaimana kita menyajikan. Untuk saat ini ’nilai kewajaran’ akan sangat bergantung pada masing-masing negara. Beruntung Indonesia dinilai memiliki ratio atau rate yang cukup dibanding negara kompetitor kita bahkan Vietnam sekalipun.

WoodNewsID: Adakah alternatif lain seperti mekanisasi dan otomatisasi dalam produksi?

Antonius Suhandoyo: Yup, benar sekali pak. Kesempatan yang baik sebagai imbas dari kembalinya buying power, harus dicounter dengan kapasitas dan salah satunya adalah mekanisasi.

Di beberapa skala industri kecil saat ini, mekanisasi dan cara kerja sudah mulai bergeser kearah yang lebih ‘well manufacture’ sikap kerja yang benar dan prinsip dasar efisiensi yang sudah mulai di mengerti bahkan ditingkat pengrajin.

WoodNewsID: Ini menarik, tapi seperti apa kondisinya?

Antonius Suhandoyo: Ini ditandai dengan hadirnya mesin mesin modern skala rumahan, tapi mampu bekerja dengan baik. dan menghasilkan produk yang sesuai standard. Saat ini kan sudah banyak juga ditawarkan mesin mesin berbasis CNC yang memang affordable. Nah dari memahami sistem kerja mesin yang dahulu dirasa canggih, hari ini sudah bisa lahir pembuat mesin lokal, dengan logika tukang namun bisa presisi.

WoodNewsID: Bisa dicontohkan mesin apa saja yang disebut? Seberapa besar efisiensi yang tercapai dengan mekanisasi dan otomatisasi itu?

Antonius Suhandoyo: Ada mesin tenon dan mortice yang dikreasikan dengan menggunakan lengan sederhana, motor penggeraknya menggunakan mesin router yang banyak di temui dipasaran.

WoodNewsID: Presisinya bagaimana pak?

Antonius Suhandoyo: Kalau dinominalkan lompatannya lumayan besar pak. Tadinya mengandalkan tenaga ahli, sekarang mereka bisa mengandalkan operator lulusan SMK atau malah yang lebih rendah

WoodNewsID: Dampaknya besar ya. Apakah tenaga operatornya perlu dilatih sebelum mencapai tahap mandiri?

Antonius Suhandoyo: Untuk mesin itu bisa dilihat di https://youtu.be/8xDGwl_8k2k?si=pMpZ8J55F_fHxBT-.



WoodNewsID: Berapa harga mesin modif ini?

Antonius Suhandoyo: Mesin ini mungkin sekitar 10 tahun lalu harga belinya bisa mencapai IDR300 Juta per set. Ini buatan ItaliTenaga tukang yang ahli, untuk membuat konstruksi ini mungkin 1 hari mampu menghasilkan 20-30 set tenon mortice namun karena jasa tukang tidak berdasarkan kualitas join tapi jumlah produk jadi. Kontrol terhadap proses dan hasil join ini tidak terjadi, sehingga yang mampu mengassembly hanya tukang yang membuat join ini.

WoodNewsID: Jadi itu kendalanya ya?

Antonius Suhandoyo: Nah dengan menggunakan mesin diatas, komponen bisa dirakit oleh divisi selanjutnya dengan lebih mudah, karena ada konsistensi ukuran. Ini mungkin kalau sekarang berkisar IDR 15 Juta saja pak.

WoodNewsID: Jauh bedanya ya pak?

Antonius Suhandoyo: Nah dengan hadirnya tenaga muda kreatif seperti ini yang akhirnya membuka pikiran para ‘tukang senior’ untuk mulai berdamai dengan kapasitas dan tuntutan, sehingga suatu produk menjadi lebih kompetitif.

WoodNewsID: Artinya kompetisi membuat harga mesin menjadi lebih terjangkau kah?

Antonius Suhandoyo: Secara nominal jika dikorelasikan terhadap produktivitas, maka bisa dikatakan ada peningkatan produktivitas, sebagai akibat dari pencapaian efisiensi, endingnya kalkulasi HPP berani mereduksi biaya service.

WoodNewsID: Kalau tdk salah, perhutani dan inhutani hanya bisa memasok kurang dari 15% dari kebutuhan material di tahun 2024? Lantas bagaimana bapak melihatnya?

Antonius Suhandoyo: Kemampuan perhutani sebagai salah satu pemasok material - betul bahwa dikatakan kurang dari 15% - tetapi ada rantai pasok material yang berasal dari perkebunan atau tanaman rakyat ditambah juga dengan variasi material selain jati mahoni, dan mindi yang merupakan produksi dari pemasok selain Perhutani, misalnya ada kayu lain yang diusahakan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan bahan baku mereka.

WoodNewsID: Kalau dilihat dari order yang sdh mulai diterima, tahun depan berapa growth yang bisa diharapkan untuk industri mebel di Jepara?

Antonius Suhandoyo: Waduh…., saya belum berani prediksi menyeluruh. Kalau dari beberapa rekan optimis di sekitaran 50%. Pasalnya tahun ini, 2023, dimulai dari hampir nol. Hasil meet up dengan buyer, mereka berani mulai proyeksikan quantity kira kira 50% dari order reguler mereka beberapa tahun yang lalu di sekitar 2021-22


WoodNewsID: Ya. Jadi keliatannya melonjak tajam ya Pak?

Antonius Suhandoyo: Betul pak.

WoodNewsID: Kalau tahun politik berdampak tidak untuk industri mebel Jepara?

Antonius Suhandoyo: Ini sepertinya berharap, berharap supaya kondisi ekonomi tidak terlalu terpengaruh oleh masa pemilu, jadi harapannya tetap bertumbuh sesuai prediksi plus, kalau kondisi memang kondusif, terjadi koreksi waktu produksi sebagai akibat dari serapan pasar. Jadi harapannya proses produksi bisa dimulai lebih cepat, misal right after election. (WNID/eM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur: “Pasar akan mulai membaik”

EUDR: “Very badly written law”.

Terobosan HIMKI ke China untuk Meningkatkan Daya Saing Global