James Lu dan Biophilia Designs

Butuh waktu lebih lama untuk memahami perbincangan dengan James Lu, arsitek yang kini menjabat Regional Director Perkins&Will. Sebuah Firma Arsitek kondang yang memiliki 2800 staf di seluruh dunia. “Ada sekitar 100 staf yang bekerja dalam studio di Shanghai, China,” katanya saat diwawancarai di Chengdu, China.


Arsitek kelahiran Taiwan yang besar di Kanada sangat bersemangat ketika berbicara mengenai Biophilia. Pendekatan yang diperkenalkan dipopulerkan Edward Wilson tampaknya sangat mengisipirasi desain-desainnya. Pendekatan ini pada intinya mencoba mengembalikan dan memposisikan manusia untuk lebih dekat dengan alam sekitarnya. “Desire or tendency to commune with nature”. Semacam gerakan back to nature dalam disiplin arsitektur.

Pendekatan ini bertujuan memperpendek jarak antara manusia dengan alam sekitarnya, dan ini hanya bisa dilakukan dengan bersentuhan secara langsung dan mengalaminya secara nyata. Menurutnya, manusia sudah lama terasing dari alam sekitarnya. Dalam catatan peradaban manusia, Ia menyebut pada tahun 2007, tercatat lebih banyak manusia yang hidup di wilayah urban ketimbang di wilayah rural. Pola migrasi masif yang dimulai sejak revolusi industri memang diakuinya memliki sejumlah dampak positif, seperti ditemukannya sistem sewer alias drainase air buangan dan piranti keras toilet yang membuat lingkungan jauh lebih higenis. Namun di abad 20 lalu, penggunaan besi baja dan beton secara massif diseluruh daerah menjadikan keterasingan manusia dari alam hidupnya menjadi-jadi.

Sekolah arsitek yang bertumbuhan di seluruh dunia pada abad 20 lalu, menjadikan beton dan baja sebagai komponen utama dalam Pembangunan banyak bangunan bertingkat tinggi dan residensial. Lihat saja Menara Eiffel sebenarnya lebih bertujuan memperlihatkan bagaimana keajaiban besi baja yang digunakan sebagai material tunggal dalam pembangunannya. Namun bertahun-tahun kemudian, menara besi baja ini tidak pernah dibongkar seperti yang direncanakan pada awalnya. Bahkan menara ini menginspirasi penggunaan besi baja lebih meluas ke seluruh dunia. Sayangnya, besi baja menghasilkan karbon dalam jumlah besar sejak penambangan, peleburan hingga saat diinstalasikannya. Hal serupa juga terjadi pada penggunaan beton, yang juga dilihat sebagai material yang tak sustainable dan tidak bisa diperbaharui.

Inilah yang menjadi keprihatinannya dan penganut pendekatan biophilia lainnya. Bagi mereka, sebuah bangunan harus bisa mendekatkan manusia dengan alam disekitarnya namun tetap bisa memberi perlindungan, kehangatan dan kenyamanan. Menurutnya, desain biophilic bertujuan meningkatkan wellness yang tercermin dalam aktivitas harian, kreatifitas dan kegembiraan penghuninya. Tingkat kesejahteraan manusia juga sangat dipengaruhi keberhasilan dalam mereduksi unsur karbon dengan menggunakan material bangunan tertentu. “Kayu merupakan salah contoh terbaiknya,” jelasnya.

Menurutnya, material kayu tidak hanya jauh lebih sedikit menggunakan enerji sejak penebangan hingga pemasangannya di lokasi. Kayu juga sangat berfungsi dalam menyerap karbon dari lingkungan di sekitar, bahkan ketika sudah digunakan sebagai komponen bangunan. “Penggunaan kayu juga tak terbatas karena bisa diaplikasikan di dinding, atap dan lantai,” katanya.

Dalam mendesain bangunan, Ia dan firma arsiteknya sangat menekankan pada tiga komponen yaitu air, energi dan karbon. Ketiganya dipandang sangat berpengaruh pada kesejahteraan dan kehidupan manusia penggunanya, sehingga harus tercernin dalam desain-desainnya sejak awal dan secara total. “Ini akan meningkatkan kualitas lingkungan dalam area perkotaan,” katanya.

Ia lantas menujuk pada desain VanDusen Botanical Garden Visitor Center yang berlokasi di Vancouver, Kanada. Desain yang sangat spektakuler secara total mampu mewujudkan kedekatan antara para pengunjungnya dengan alam sekitarnya. Bukaan dengan kaca yang terbentang lebar memudahkan pengunjung untuk



melihat dan menikmati lingkungan sekelilingnya, namun mereka tetap terlindungi sekaligus mendapat kehangatan dalam kondisi iklim di Kanada yang cukup ekstrim.

Atapnya didesain untuk bisa menjadi playground bagi binatang dan berfungsi sebagai natural sponge yang bisa menangkap air hujan. Ini ditambah dengan penggunaan panel surya dan material geothermal yang mampu menghemat penggunaan energi dalam situasi cuaca yang ekstrim di Kanada. Penyerapan air hujan untuk air bilas dipertimbangkan lebih meningkatkan kualitas dibanding dengan menggunakan air hitam atau air limbah yang diolah. Lu juga mengakui bentuk lengkungan atap terinsipirasi dari bentang selimut, dan ini diharapkan bisa memberikan hasil maksimal dalam memberikan efek natural.


Enerji yang bersumber dari panel surya diperlukan dalam mengatur sistem ventilasi agar tetap menjaga kehangatan dan kenyamanan di dalamnya. Namun tidak ada penggunaan kipas atau exhauster di dalam gedung.

Aplikasi pedekatan biophilic desain lainnya adalah Soutwest Neighborhood Library yang berlokasi di Washington DC, Amerika Serikat. Bangunan ini memiliki atap kanopi yang luas sehingga bisa dirasakan sebagai perpanjangan dari kanopi pohon yang berada disekitarannya. Penggunaan kanopi ini sangatlah mencolok dan memberikan proteksi sekaligus shelter bagi yang berada dibawahnnya. Ada rasa nyaman untuk beraktifitas dibawah kanopi ini, ditambah dengan penggunaan kuda-kuda penopang kanopi yang berada diluar bangunan. 


Penggunaan kaca lebar dan tinggi memberikan luas pandangan dari mereka yang berada di dalam guna menikmati urban park yang ada disekitarnya. Diharapkan ini bisa menimbulkan sensasi santai dan enjoying bagi yang beraktifitas dalam perpusatakaan. Pengunaan kaca yang sebagai dinding eksterior memberikan “Rasa keterbukaan dan kedekataan dengan alam, sekaligus memberikan rasa aman karena terproteksi,” ujarnya.


Menurut Lu, konstruksi dari kayu akan memberikan kesan kokoh sekaligus rasa aman karena terproteksi. Untuk konstruksi, Ia menyebutkan menggunakan balokan kayu engineering. Komponen ini difabrikasi di lokasi yang berbeda dengan lokasi bangunan, dan diinstalasikan dengan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja serta waktu yang lebih singkat dibanding menggunakan material konvensional. “Tidak hanya menghemat biaya tapi juga waktu proses pengerjaan lebih singkat tujuh bulan,” katanya. Sedikitnya tenaga kerja yang terlibat dan lebih singkat prosesnya membuat proyek ini diijinkan pemerintah setempat untuk tetap dilanjutkan pengerjaanya di saat pandemi Covid-19 memuncak. (WNID/eM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur: “Pasar akan mulai membaik”

EUDR: “Very badly written law”.

Terobosan HIMKI ke China untuk Meningkatkan Daya Saing Global