CV Blotan Asian Art: Membuka Pasar Baru dan Branding!

CV Blotan Asian Art yang berlokasi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu dari sedikit Usaha Kecil Menengah yang beruntung bisa mengarungi perubahan esktrim saat pandemi Covid-19 dan sesudahnya.

Menurut Direktur Utama Heru Prasetyo, 42 tahun, entitas bisnis ini merupakan kelanjutan dan penggabungan dai sejumlah bisnis yang dimilikinya. “Bedanya di legalitas perijinan yang lebih lengkap termasuk setifikasi Sistem Verifikasi Legal Kayu (SVLK)  dan lainnya,”. Lokasinya pun berbeda. “Lokasi awal saat ini digunakan untuk workshop dan permesinan, sedang lokasi saat ini difokuskan untuk finishing dan craft,” lanjut Heru Prasetyo yang akrab dipanggil Pras.

Menurutnya, sejak awal berdirinya produk-produknya langsung diekspor. “Kami memang sudah memiliki basic ekspor terutama craft yang mengolah limbah akar pohon jati”. Limbah akar itu diberikan nilai tambah dengan mengkombinasikannya menggunakan material lain seperti besi, resin dan alumunium. “Saat ini kami masih tetap berkonsentrasi pada wall décor, dan craft seperti candle holder dan mirror. Produk-produk ini dari awal sudah diekspor semuanya dan kami cenderung fokus ke pasar Eropa,” tambahnya.

Pras mengakui jika hingga kini buyer tetapnya masih belum banyak, namun ia berencana untuk terus menambah buyer di masa depan. Buyer yang melakukan pembelian rutin saat ini hanya berjumlah enam, satu diantaranya merupakan buyer domestik. Lima lainnya, ada yang berasal dari Jerman dan Belgia. “Saat ini kami memang ingin memanmbah jumlah buyer terutama yang berasal dari emerging market seperti India dan Dubai,” katanya. Ia sangat optimis karena saat mengikuti ekspo di kedua negara itu berhasil menjaring potensi pasar yang cukup baik. “Ini menjadi harapan kami di tahun ini, atau setidaknya di tahun depan kami bisa menjaring lebih banyak buyer dari pasar ekspor non-tradisional,” tambahnya.

Saat ini hanya ada dua line produksi, yaitu craft dan mebel. Diakuinya, jika produk-produk craft masih mendominasi, bahkan mencapai pangsa tujuhpuluh persen dari totalnya. Sedang line mebel barulah dikembangkan dalam berapa waktu terakhir. Ia menekankan bahwa desain masih menjadi tumpuan dalam inovasi produk, namun di line mebel maka pihaknya masih perlu waktu banyak untuk mempelajari mesin-mesin produksinya.




Menurut Pras, pihaknya  masih berkonsentrasi agar kedua line ini bisa mendukung peningkatan omset di masa depan sehingga harus benar-benar dimaksimalkan. “Kami berpikir dan berharap akan bisa ada peningkatan ke depannya, karena potensi yang ada apalagi kami tidak terkendala dalam Sumber Daya Manusia”. Ia menambahkan bahwa pihaknya masih akan berkonsetrasi di pengembangan pasar dan menguatkan line craft terutama pada wall décor. Potensi pasarnya masih sangat besar sekali dengan merujuk pada pemesanan candle holder yang mencapai 10.000 pieces dalam sekali order. Itu pun hanya dari satu buyer. Ini belum lagi orderan untuk mirror dan item kerajinan lainnya.

Hingga kini, produk yang dominan adalah mirror dan candle holder serta stool. Namun pasar ekspornya masih tetap mengacu ke Eropa. “Kami harus berekspansi ke pasar lainnya seperti Dubai dan India. Saat ini memang sudah ada permintaan yang masuk dari sana,” katanya. “Namun untuk sementara waktu ini diakui pihaknya masih menggnatungkan semuanya ke pasar Eropa, sekalipun cukup tertekan akibat perkembangan kondisi disana.

Pras menuturkan jika saat pandemi Covid-19 lalu pihaknya justru merasa sangat happy. “Tahun 2021 hingga 2022, kami mengalami pertumbuhan sebesar empatpuluh persen,” katanya. Menurutnya saat itu angka itu setara dengan angka peningkatan ekspor secara nasional saat itu. Padahal di saat awal ada kekuatiran besar tentang bagaimana masa depan industri ini, namun ternyata justru mendapatkan lonjakan pesana yang cukup tinggi, bahkan menghasilkan angka pertumbuhan fantastis sebesar empatpuluh persen. “Ini hal yang luar biasa. Kami sempat bertanya mengapa malahan bertumbuh,” tuturnya. Ia menduga  perubahan kebiasaan dari working from office menjadi working from home berdampak signifikan pada perubahan gaya hidup. Perubahan itu mendorong peningkatan kebutuhan pergantian mebel dan dekorasi rumah dari sebelumnya. Perubahan yang luar biasa sehingga menimbulkan animo untuk menghadirkan kantor kecil di setiap rumah. Ini ditambah dengan. Pengalihan anggaran rumah tangga untuk pergi belibur menjadi anggaran berbelanja peralatan dan mebal rumahnya. “Ini berdampak pada meningkatnya produktivitas industri nasional saat itu,” sambungnya.

Selepas pandemi, muncul isyu nasional dengan adanya pengadaan barang yang harus bersertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia menuturkan perusahaannya mengikuti arahan pemerintah dengan mencoba memperoleh sertifikasi itu. “Alhamdulillah di tahun lalu, ketika pengadaan barang pemerintah diumumkan, kami bisa mengikutinya lewat e-katalog,” katanya.



Ini menjadi tambahan pemasukan, pengadaan barang dalam negeri untuk pengadaan bangku sekolah. Menurutnya, tahun lalu saja pihaknya kami sudah bisa meraup tujuh Surat Perintah Kerja (SPK). Itu sebabnya ia optimis jika tahun ini bisa memperoleh lebih. Sumber pemasukan baru ini diharapkan bisa menutuop celah-celah ekspor ke Eropa, yang hingga awal semester ini sudah menunjukkan peenurunan yang mengkhawatirkan. “Semoga di semester kedua 2023 ini, ekspor kian membaik dan di pasar dalam negeri ada peningkatan yang signifikan,” katanya.

Langkah ini  seharusnys diikuti oleh teman-teman pengusahan UKM, yaitu bagaimana menggarap pasar domestik. “Kita tidak bisa terus-menerus memikirkan ekspor, di saat yang sama impor serupa banyak sekali,” katanya. Pras berharap dukungan pemerintah agar UKM di furniture ini diberi kesempatan untuk bisa mengakses pengadaan barang pemerintah, terutama meubelair mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah. “Ini akan menjadi nilai tambah kami untuk bisa memberdayakan, bahkan syukur-syukur bisa menambah jumlah karyawan, sehingga bisa menciptakan dengan lapangan kerja baru. Itu kan tujuannya. Kami berterima kasih dengan adanya regulasi yang mengharuskan pembelian produk-produk dalam negeri. Semoga ini konsisten dan UKM tetap diberikan kesempatan,” lanjutnya.



Pras juga mengungkapkan jika pihaknya sejak akhir 2022 sudah memiliki branding sendiri, Rurosia. ini medrupakan satu langkah yang akan menjadi pembeda besar, sekaligus memperkuat langkah pemasaran dalam kompetisi global. (WNID/eM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur: “Pasar akan mulai membaik”

EUDR: “Very badly written law”.

Terobosan HIMKI ke China untuk Meningkatkan Daya Saing Global