Dirjen Industri Agro Putu Juli Ardika: Pemerintah menyiapkan langkah transisi di pasar domestik


Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika menyebutkan pertumbuhan industri furnitur dan kerajinan nasional cukup membanggakan ditengah melesunya perekonomian dunia akibat merebaknya pandemik Covid-19. Sekali demikian ia mengingatkan bahwa ke depan kemajuan yang sudah dicapai dihadapkan dengan pesimisime pertumbuhan ekonomi global terutama penuruna perekonomian negara-negara maju. “Ini berdampak pada penurunan permintaan produk-produk di pasar global,” ujarnya ketika membuka Simposium Nasional Grand Strategic Plan yang digelar di ruang Garuda Kementerian Perindustrian pada Kamis, 10 November 2022.

Krisis Ukraina-Russia yang berkepanjangan telah menimbulkan market shock terutama di pasar Eropa. Krisis enerji telah meroketkan harga gas dan bahan bakar minyak. Ini mendongkrak tingkat inflasi di kawasan itu dan berdampak pada pembatalan atau penundaan order. Padahal negara-negara di kawasan Eropa merupakan pasar terbesar kedua setelah Amerika Serikat, dengan pangsa mencapai duapuluh sembilan persen. “Market shock telah membebani kinerja ekspor industri furnitur,” tuturnya.

Diantara kesuraman, Dirjen Putu Juli Ardika mengatakan “Jika kita melihat perkembangan perekonomian dalam negeri masih sangat optimis. Kalau dilihat dari Purchasing Manufactur Index Indonesia maka selama empat belas bulan terakhir selalu ekspansif”. Itu sebabnya ia melihat pasar domestik sangat penting untuk dijajaki dan bisa menjadi jaring pengaman bagi industri yang berorientasi ekspor.

Sekalipun banyak persoalan klasik yang masih dihadapi industri ini, namun ia menyebutkan pemerintah sudah menyiapkan sejumlah langkah. Ini agar industri furnitur bisa menjadi tuan di rumah sendiri. Pihaknya sudah menjajaki langkah kerja sama pemasaran berkolaborasi dengan jaringan penjualan furnitur bermerek internasional yang sudah establish di pasar lokal. Pemerintah juga akan meningkatkan jumlah item yang termaktub dalam Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN, dari hanya 1250 menjadi 10.000 produk di tahun 2023 mendatang. 

Dengan kebijakan ini diharapkan industri furnitur yang semula berorientasi ekspor bisa melakukan transisi pasar secara lebih mulus. Namun ia berharap industri tetap melakukan sertifikasi TKDN, “Kesemuanya bersifat gratis sehingga nantinya industri nasional bisa berperan dalam pembangunan Ibu Kota Negara,” ungkapnya. (WNID)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur: “Pasar akan mulai membaik”

EUDR: “Very badly written law”.

Terobosan HIMKI ke China untuk Meningkatkan Daya Saing Global