Berubahnya Lanskap Pasar Asia Pasifik
Industri furnitur dan kerajinan diperkirakan akan tumbuh positif di tahun-tahun mendatang. Ini sejalan dengan yang dikatakan Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, saat membuka pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2022 lalu. Mengutip Centre for Industrial Studies (CSIL), konsumsi furnitur global pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh sebesar 3,9%. Sementara itu, Technavio merilis laporan “Global Furniture Market 2020 – 2024” yang menyebut pasar furnitur akan naik USD113,61 Milyar dalam periode di atas. Pertumbuhan yang lebih signifikan dilaporkan Fortune Business Insights dalam Furniture Market 2021 – 2028 memperkirakan pasar furnitur global akan mencapai USD720,2 Milyar pada 2028 dengan asumsi CAGR 5.5 persen selama tahun 2021 hingga 2028.
Technavio melaporkan pasar Asia Pasifik diperkirakan akan mendominasi pertumbuhan pasar furnitur dunia dan bisa mencapai 47 persen. Produk furnitur rumah tangga masih akan menjadi produk dengan penjualan tertinggi. Ini menunjukkan optimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan industri furnitur global.
Ini menjadi kabar baik bagi para pelaku industri furnitur
dunia termasuk Indonesia. “Selama ini kami optimis bahwa industri furnitur dan
kerajinan kita akan terus bertumbuh. Ini bukan sekadar harapan semata melihat
riset global menyatakan hal yang sama,” ujar Ketua Presidium Himpunan Industri
Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur.
Pertumbuhan positif industri furnitur Indonesia secara tidak
langsung bisa dilihat dari keberhasilan yang dicatatkan IFEX 2022. Selama empat
hari pameran, IFEX berhasil menarik 7.736 buyers dan visitors dari 72 negara di
dunia. Ini melampaui melampaui target 6.500 buyers. Sepuluh teratas negara asal
buyers dan visitors adalah: India, Australia, Malaysia, Amerika Serikat,
Singapura, Perancis, China, Spanyol, Jerman, dan Korea Selatan. Enam dari
sepuluh negara di atas berasal dari kawasan Asia Pasifik.
“Ada perubahan lanskap buyers yang biasanya didominasi
buyers asal Amerika Serikat dan China
tapi tahun ini terjadi pergeseran. Technavio memperkirakan India akan menjadi
salah satu pasar terbesar furnitur di Asia Pasifik, selain China yang tetap
menjadi yang terbesar di dunia,” ujar Abdul Sobur.
Pameran IFEX 2022 berhasil mencatatkan nilai transaksi
sebesar USD650 juta dengan transaksi on-the-spot
mencapai USD150 Juta, dan transaksi follow
up mencapai USD500 Juta. “Capaian ini melebihi ekspektasi. Beberapa
eksibitor yang kami temui juga menyatakan hal sama,” Kata Sobur. Meski sempat
diwarnai kekhawatiran karena pameran kali ini dilakukan di luar siklus pameran
furnitur ASEAN, namun pengunjung tetap ramai dan transaksi tetap bernilai
tinggi.
Laporan Asian
Development Bank (ADB) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia mendukung
optimisme ini. Laporan tersebut menyatakan ekonomi Indonesia diperkirakan
tumbuh 5 persen pada 2022 dan 5,2 persen
pada tahun berikutnya. Laporan Indonesia
Economic Prospect yang dirilis World
Bank juga menyebut ekonomi Indonesia
bertumbuh 5,3 persen pada 2023.
“Indikator-indikator itu menyemangati kami untuk terus
mendorong pertumbuhan industri furnitur dan kerajinan Indonesia, khususnya
melalui penyelenggaraan pameran IFEX. Pertumbuhan ekonomi tentu akan ikut
mendorong pertumbuhan positif industri dan pada gilirannya akan membantu kami
semakin mendekati realisasi dari target nilai ekspor kami sebesar USD 5 Milyar,”
pungkas Abdul Sobur. (WNID)
Komentar
Posting Komentar