Optimisme di tahun politik
Tahun politik 2024 nampaknya tidak menjadi alasan bagi Muhammad Hisyam untuk tidak optimis. Pria yang pernah tercatat sebagai pengusaha muda beprestasi di Jepara ini justru mematok target pertumbuhan 30-40% di tahun depan. Ia menyebutkan alasan optimismenya adalah "Apa yang terjadi di dalam negeri tidak berpengaruh sama sekali di luar negeri". Optimisme ini tampaknya didorong dengan semangatnya bangkit dari keterpurukan saat pandemi Covid-19 melanda dunia, dan meraih sukses seperti pada tahun 2005-2006 lalu. Ikuti petikan wawancaranya dengan Redaksi WoodNewsID pada akhir November lalu.
WoodNewsID |
WoodNewsID: Bagaimana bisnis bapak saat ini?
Muhammad
Hisyam: Alhamdulillah masih jalan.
WoodNewsID:
Lebih baik kah dibanding tahun 2022?
Muhammad
Hisyam: Masih seperti di tahun 2022.
WoodNewsID: Kalau
pemasaran sudah kemana saja?
Muhammad
Hisyam: Sekarang tambah kastemer dari Panama.
WoodNewsID:
Project atau ritel?
Muhammad
Hisyam: Project.
WoodNewsID:
Hotel kah?
Muhammad Hisyam: Iya hotel.
WoodNewsID:
Siap. Bangunan yang disamping pabrik sudah beroperasi kah?
Muhammad
Hisyam: Sudah beroperasi.
WoodNewsID:
Saat ini berapa jumlah karyawan Anindo Furniture?
Muhammad
Hisyam: Kurang lebih 50 orang.
WoodNewsID:
Yang Panama dapatnya offline atau online?
Muhammad
Hisyam: Online.
WoodNewsID:
Berapa lama mulai dari kontak sampai order turun?
Muhammad
Hisyam: Kurang lebih 3-4 bulan.
WoodNewsID:
Artinya online itu cukup efektif untuk pemasaran ya?
Muhammad
Hisyam: Efektif.
WoodNewsID:
Kesulitan apa yang dihadapi saat berbisnis dan bertransaksi secara
online?
Muhammad
Hisyam: Persaingan harga dengan sesama penjual online dari Indonesia. Mereka terkadang
kasih harga murah ke buyer, mungkin mereka itu supplier yang cuma bermodalkan website dan price list. Jadi belum
tentu ada usaha
manufakturnya. Buyer jika terima price list
murah, akhirnya kabur dari
penawaran kami. Harga dari kami, supplier
furniture yang memang sudah eksis akhirnya membuat buyer kabur.
WoodNewsID:
Apa
calon buyer itu tidak mengecek ulang keberadaan atau kepemilikan fasilitas
manufakturnya? Selain online mandiri, apakah juga join di suatu e-market
place seperti Alibaba?
Muhammad
Hisyam: Biasanya buyer tidak turun kalau order online, mereka percaya dengan
harga murah dulu. Sampai saat
ini tidak bergabung dengan e-market place yang dimaksud.
WoodNewsID:
Jadi buyer cenderung memilih penawaran harga termurah?
Muhammad
Hisyam: Betul sekali.
WoodNewsID:
Lantas bagaimana soal kualitas dan ketepatan waktu delivery? Kan dulu industri mebel di Jepara
pernah ambruk karena persoalan harga murah?
Muhammad
Hisyam: Mengenai kualitas biasanya buyer baru tahu setelah terima
ordernya. Sekarang masih banyak buyer yang mentalnya mau Jepara ambruk lagi.
WoodNewsID:
Komplain kah buyer itu?
Muhammad
Hisyam: Pasti komplain. Kalau buyer besar sering menekan supplier di
harga tapi mereka mengiming-imingi
kuantitas order yang besar.
WoodNewsID:
Bapak mengalami itu?
Muhammad
Hisyam: Beberapa buyer visit, tapi harga issue utamanya.
WoodNewsID:
Lantas bagaimana menyiasatinya?
Muhammad
Hisyam: Volume order besar tapi profit sangat tipis, miris. Kalau kami tidak
ketat beban biaya produksi tinggi maka resiko rugi didepan mata. Sementara
beban biaya tiap tahun meningkat, upah karyawan maunya tinggi tapi tidak
dibarengi output atau hasil kerja yang tinggi juga. Mumet Pak!
WoodNewsID: Apakah kuantitas
besar itu nyata atau cuma janji?
Muhammad Hisyam: Sementara baru on lip.
WoodNewsID:
Apakah tertarik untuk masuk ke pasar domestik?
Muhammad
Hisyam: Ada minat cuma belum ada channel domestik.
WoodNewsID:
Kalau tahun depan bagaimana proyeksi penjualannya?
Muhammad Hisyam: Harapan saya naik.
WoodNewsID:
Berapa
persen yang ditargetkan?
Muhammad
Hisyam: Harapan saya bisa naik 30-40%.
WoodNewsID:
Artinya pasar diharapkan
akan membaik seperti saat pertengahan pandemic Covid
ya?
Muhammad
Hisyam: Semoga.
WoodNewsID:
Tapi tahun depan kan tahun politik dan situasi pasar global masih belum membaik?
Muhammad
Hisyam: Diluar negeri tidak ada pengaruh dengan apa yang terjadi didalam negeri. Harapan kami tahun
depan suku bunga menurun supaya sektor bisnis bisa menggeliat lagi.
WoodNewsID:
Kalau proyek IKN berperngaruh dalam mendorong pasar
lokal?
Muhammad
Hisyam: Kemungkinan yang masuk Ibu Kota Negara (IKN) justru produk-produk dari China.
WoodNewsID:
Kok bisa?
Muhammad
Hisyam: Produk dari dalam negeri kecil kemungkinannya.
WoodNewsID:
Tidak kompetitif ya?
Muhammad
Hisyam: Sekarang kita lihat investor IKN siapa? Kan investor logikanya cari
harga yang kompetitif.
WoodNewsID:
Pasar Eropa masih menarik tidak?
Muhammad
Hisyam: Masih. [WNID/eM]
Komentar
Posting Komentar