Industri Mebel Indonesia Butuh Otomasi

Jakarta, (WoodNewsID.blogspot.com) Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur mengungkapkan output industri mebel dan kerajinan nasional mengalami tren penurunan sebesar 4,9% di tahun 2022 lalu. Sementara penjualan eskpor juga menurun sebesar 7,5% namun penjualan di pasar domestik justru meningkat 9,5%. Menurutnya ini terjadi mungkin disebabkan karena masih tingginya penjualan dan kuatnya perekonomian domestik di masa pandemi Covid-19. Impor juga mengalami penurunan lumayan besar yaitu 13,2%, “Kalau impor turun kita sih senang sebenarnya karena berarti barang yang diimpor berkurang,” katanya saat menyampaikan presentasi di seminar dalan pameran Ifmac dan Woodmac di JIE Kemayoran pada 20 September kemarin.
Selanjutnya, Sobur menyebutkan peredaran barang di pasar domestik menurun sebesar 5,4%. Ia menduga tren selama tahun lalu terjadi karena pasar global yang terkoreksi.
Sobur juga memaparkan bahwa dari sekitar 2551 unit usaha mebel dan kerajinan di seluruh Indonesia, terkonsentrasi di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur menempati peringkat pertama dengan sekitar 35% dari total industri yang ada. Peringkat kedua ditempati provinsi Jawa Tengah dengan sekitar 20%. “Ada di Jepara, Semarang, Yogyakarta dan Solo Raya,” katanya. Di bawahnya adalah provinsi Jawa Barat. Ia menyebutkan hanya sekitar 5% industri dan usaha mebel serta kerajinan yang berlokasi di luar Pulau Jawa. “Jadi sebarannya masih terfokus di pulau Jawa”.
Menurutnya otomasi dan teknologi pada industri mebel menjadi sangat penting di masa depan. Ia berpandangan penerapan solusi otomasi dan teknologi dapat membantu produsen furnitur dalam peningkatan efisiensi produksi, mengurangi biaya tenaga kerja dan meningkatkan kualitas produksi. Ini bisa dengan mengadopsi teknologi digital seperti percetakan 3D dan robotika. 
Ia mencontohkan penerapan otomasi dalam produksi ukir-ukiran mampu mempercepat proses produksinya. “Untuk pengerjaan manual butuh waktu 3 bulan, sedang dengan mesin ukir robotik hanya butuh 8 jam untuk bidang kerja yang sama,” jelasnya. Lantas ia menyebutkan otomasi tidaklah mehilangkan kearifan lokal yang ada, namun dengan otomasi kearifan lokal justru bisa menyebar ke selurug dunia “Karena pasarnya tidak lagi terbatas tapi sudah mendunia,” jelasnya. Dengan gamblang Sobur menyebutkan industri mebel dan kerajinan nasional perlu meniru langkah-langkah kemajuan yang sudah dilakukan oleh China. (WNID/eM)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur: “Pasar akan mulai membaik”

EUDR: “Very badly written law”.

Terobosan HIMKI ke China untuk Meningkatkan Daya Saing Global