IFEX 2023: Sky is the limit
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto dalam pidato pembukaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) menanyakan apakah hadirin yang hadir paham kenapa carrier planning industriawan mebel sangat tinggi sekali. “Furnitur itu membawa pengusahanya menjadi presiden,” katanya seraya berseloroh. “Saya mendorong menteri perindustrian untuk lebih fokus dan memprioritaskannya,” lanjutnya.
Di bagian
lain sambutannya, Airlangga menekankan bahwa Industri permebalan ini merupakan industri penghasil devisa.
“Karena HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia. Red) saja memberikan hadiah dalam bentuk Dollar Amerika. Saya yakin tidak
ada hari tanpa devisa dalam industri ini. Tidak ada dollar tanpa devisa,” katanya sambal tertawa lebar.
Menurut
Airlangga, pencapaian ekspor tahun lalu yang mencapai USD3,5
Milyar masih dianggap kurang. Diakuinya
pesaing industri mebel nasional sangat besar, yaitu China dan
Vietnam.
“Itu
harus menjadi benchmark kita. Tidak ada alasan kita kalah dari keduanya," katanya. “Saya pernah
bertanya ke Abdul Sobur dan Sunoto, berapa limit dari industri furnitur ini? Jawabannya, “Tidak ada. Sky is the limit,” tandasnya.
Itu
sebabnya, Airlangga mendorong penyelesaian kongkret atas kendala-kendala yang
dihadapi, mulai dari ketersediaan dan keamanan suplai bahan baku. “Ini klasik dan mohon diselesaikan oleh kementerian-kementerian terkait,” tegasnya.
Menyangkut
keluhan akan kewajiban kepemilikan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), Airlangga mengungkapkan bahwa telah diputuskan biaya untuk memperoleh sertifikasi ini untuk kalangan UMKM
ditanggung pemerintah. Tugas ini akan berada di bawah Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. “Jadi tolong didorong lagi agar
kewajiban SVLK tidak lagi membebani pengusaha. Kalau masih tidak terpenuhi maka
saya minta menteri perindustrian untuk memfasilitasinya,” tegasnya.
Menko Airlangga juga mengungkapkan pihaknya
sudah meminta Lembaga Pengembangan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk membuat
road map agar bisa mencapai target USD5 Milyar pada tahun 2024. Ini membutuhkan intervensi menteri perindustrian, paling tidak untuk membiayainya termasuk pembukaan pasar-pasar baru dan mempromosikannya.
Sebelumnya,
Ketua Umum Presidium HIMKI Abdul Sobur mengungkapkan sudah ada dukungan pembiayaan berbunga rendah. “Sudah ada 54 anggota
HIMKI yang mendapat pendanaan dari LPEI dengan bunga 6 persen pertahunnya,” katanya dalam pidato pembukaan
IFEX.
Sobur juga
menekankan dualisme sertifikasi yang memang membebani industri mebel dan
kerajinan berbahan rotan selama ini. Ia mengungkapkan keinginan HIMKI yang
hanya memberlakukan SVLK di hulu, “Jangan lagi di semua lini mulai dari hulu
hingga hilir”. Selain itu, ia mendesak pemerintah untuk bisa mensikronisasikan
pemberlakuan FSC dan SVLK, karena pada dasarnya serupa.
Dalam pameran selama 4 hari yang berlangsung dari 9-12 Maret 2023, sekitar 600 eksibitor terlibat dengan diperkirakan total lebih dari 10000 pengunjung akan membajirinya. Pameran ini menandai geliat bangkitnya Kembali industri mebel dan kerajinan berbahan kayu di Indonesia. Industri mebel dan kerajinan ini justru mampu menunjukkan daya tahannya pada tahun 2021, yang bisa meraup devisa sebesar USD3,5 Milyar. Melonjak sebesar 26% dibanding tahun sebelumnya. Sebuah lonjakan yang tidak diduga sama sekali, dan justru terjadi saat pandemic Covid-19 berkecamuk. Namun lonjakan itu tak bertahan lama karena merosot drastis sejak pertengahan tahun 2022 lalu.
Pameran yang diklaim Sobur sebagai pameran terbesar di kawasan Asia Tenggara, menempati lahan seluas 60.000 Meter Persegi dan dihadiri lebih dari 600 eksibitor. Sementara pengunjungnya ditargetkan mencapai 12.000 orang yang datang dari mancanegara. IFEX kali ini diharapkan bisa meraup transaksi sevesar USD250 Juta, dengan follow up sebsar USD 1 Miliar dalam tiga bulan berikutnya. “Sekitar 35 persen dari omset didapat dari order lewat pameran ini,” ujarnya. Itu sebabnya direncanakan untuk menyelenggarakan pameran serupa pada September 2023 mendatang. (WNID/eM)
Komentar
Posting Komentar