Ir. Setyo Wisnu Broto: Kalau Negara tidak hadir, Kami hadirkan!
Ketika kebanyakan industri nasional tengah bersiap menjelang masuk ke pusaran resesi global, industri barecore justru melihat peluang naiknya pertumbuhan di tahun 2023. Optimisme ini diungkapkan oleh Chairman Indonesia Light Wood Association (ILWA) Ir. Setyo Wisnu Broto, “Dibanding tahun sebelumnya ada peningkatan sebesar 17 sampai 21 persen”.
Tahun depan Ia optimis bisa bertumbuh dikisaran 25-30 persen, namun “Kita tidak lagi bicara komoditas seperti barecore dan plywood yang unfinish product, kita bicara soal finished product,” lanjutnya. “Mungkin sama dalam volum tapi berbeda jauh dalam nilai,” lanjutnya.
Untuk merelasisasikannya, ILWA tengah mempersiapkan beroperasinya Koperasi produsen ILWA yang akan menjadi lokomotif perubahan. Dengan finished product diharapkan Indonesia bisa mengeskpor lagsung mengisi ceruk-ceruk pasar yang kosong di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Dengan koperasi, ILWA berharap bisa memaksa pemerintah untuk lebih aktif, integratif dan sistematik melalui skim Indonesia Inc., dalam melakukan penertrasi pasar dan international marketing. “Kami akan paksa pemerintah untuk hadir,” tegasnya. Ikuti kutipan perbincangannya dengan Redaksi WoodNewsID di bawah ini.
WoodNews ID: Yang menarik industri barecore yang bernaung di bawah ILWA justru mengalami peningkatan, sedangkan industri pengolahan kayu lainnya mengalami stagnasi atau penurunan bisnis. Apa yang sedang terjadi?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Kita melihat fenomena ceruk-ceruk pasar yang ditinggalkan karena adanya berbagai krisis. Celah market buat kita diperbesar dengan krisis Ukraina-Rusia. Saya ambil contoh begini, tadi saya whatsapp data ekspor khususnya produk barecore. Dari data itu terlihat di Januari 2022 sempat tinggi, lalu ada penurunan dan kemudian meningkat lagi. Kenapa Januari tinggi karena sebelumnya kontainer sulit diperoleh, ketika bisa diperoleh maka ekspor pun meningkat. Ini membuat yang tadinya tertahan bisa dilempar besar-besaran ke market. Setelah stock terpenuhi maka ekspor mulai melandai, setelahnya mulai merangkak naik lagi hingga Agustus 2022 lalu.
NEGARA TUJUAN | TAHUN 2022 | ||||||||
JAN | FEB | MAR | APR | MEI | JUN | JUL | AGU | Grand Total | |
CHINA | 4.464,25 | 3.966,25 | 4.564 | 2.363 | 1.366 | 2.493 | 2.884 | 2.294 | 24.394,50 |
TAIWAN | 910 | 786 | 1.014 | 1.056 | 958 | 1.178 | 852 | 844 | 7.598 |
JEPANG | 192 | 214 | 158 | 410 | 212 | 204 | 277 | 238 | 1.905 |
SYPRUS | 288 | 288 | |||||||
SINGAPURA | 10 | 22 | 14 | 16 | 7 | 19 | 12 | 5 | 105 |
MESIR | 32 | 32 | |||||||
MALAYSIA | 14 | 10 | 1 | 2 | 2 | 29 | |||
ROMANIA | 2 | 8 | 2 | 2 | 14 | ||||
AUSTRALIA | 2 | 6 | 2 | 10 | |||||
ALJAZAIR | 8 | 2 | 10 | ||||||
ITALIA | 2 | 2 | 2 | 2 | 8 | ||||
INDIA | 1 | 6 | 7 | ||||||
FILIPINA | 2 | 1 | 1 | 1 | 1 | 6 | |||
VIET NAM | 4 | 4 | |||||||
MAROKO | 4 | 4 | |||||||
Grand Total | 5.592,25 | 5.005 | 5.768 | 3.850 | 2.586 | 3.901 | 4.032 | 3.680 | 34.414,50 |
Sekalipun hanya pada kisaran 5000 TEUs (Twenty-feet Equivalent unit), dan ini bukan angka yang cukup tinggi karena jika dirata-rata hanya pada kisaran 4000 TEUs perbulannya. Lumayan, tidak buruk jika mau dibandingkan produk kayu olahan lainnya.
Kalau ditilik, produk barecore masih dominan ke pasar China dan Taiwan. Lantas merambah ke pasar Vietnam untuk memenuhi kebutuhan industri panelnya yang merajai dunia saat ini. Lonjakan produksi Vietnam cukup besar setiap tahunnya. Kalau diperhatikan Vietnam inilah yang mengisi pasar besar di Amerika Serikat yang ditinggalkan China karena perang dagang. Hal serupa juga terjadi di pasar Uni Eropa.
Perang Ukraina telah membuka celah pasar yang semula diisi pasokan dari Rusia dan negara-negara afiliasinya menjadi kosong. Ini semua memperlihatkan fakta faktual bahwa peluang yang kita miliki besar sekali. Jadi jelas berkurangnya pasar besar China di Amerika, ditambah dengan berkurangnya pasar Rusia di Uni Eropa; membuat buyer besar kesulitan mencari barang yang dibutuhkan. Kesulitan ini membuka peluang untuk kita untuk agar bisa menyuplainya barang. Sebenarnya kalau kita punya kemampuan untuk suplai lebih besar terutama dengan finished products, kita akan bisa menguasai pasar dengan lebih cepat. Cepat sekali dalam situasi seperti saat ini.
Trade war yang berlanjut hingga hari ini, kemudian Ukraina war membuat market makin besar lagi. End consumer yang saat lalu kebanyakan melakukan WFH (Working form Home) justru menciptakan perubahan life style secara besar-besaran. Kebanyakan mereka melakukan renovasi rumah besar-besaran agar bisa nyaman melakukan WFH. Ini mendorong pembelian banyak perabotan baru. Saya kira kalau ditanyakan ke teman-teman industri furnitur pasti mengakui adanya kenaikan karena wind fall kemarin. Yang tidak ada kenaikan atau mengalami stagnasi saya kira industri yang banyak menggunakan kayu alam. Mungkin karena pasarnya kian terbatas.
Itu gambarannya. Demand masih sangat kuat hingga kini. Jika dikatakan ada krisis maka ada dalam konteks politik, tidak dalam market. Jadi tidak ada permasalahan.
WoodNews ID: Yang menarik tadi dikatakan pasar Vietnam yang melakukan reekspor setelah memproses tambahan?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Ya
WoodNews ID: Apakah Vietnam sudah mulai mengisi pasar yang ditinggalkan China?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Jadi ini semacam jalan berputar dalam industri. China tetap membeli produk barecore kami, tapi Vietnam juga mengimpor produk serupa dari sini. Impor barecore ke China juga mengalir ke Vietnam untuk diproses lanjut karena larangan dari Amerika. Dalam kondisi ini, yang menikmati kue paling tebala dalah Vietnam.
Indonesia menikmati windfall ini karena bisa menambah ruang gerak disana akibat perang dagang itu. Tambahan pajak impor yang sangat tinggi membuat pangsa China berkurang signifikan, sementara Indonesia bisa masuk lebih leluasa lagi. Yang saya tahu ada industri barecore Indonesia yang juga sudah melakukan direct ekspor ke Amerika. Ini ditambah dengan sebaran pasar yang kian meluas. Kalau dulu kan hanya terkonsentrasi ke China dan Taiwan. Saat ini, didata ekspor itu sudah ada banyak negara yang menjadi target ekspor barecore Indonesia.
WoodNews ID: Tahun ini berapa persen pertumbuhannya?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Dibanding dengan tahun kemaren ada peningkatan rata-rata antara 17 sampai 21 persen.
WoodNews ID: Kondisi ini bisa bertahan hingga tahun depan?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Kalau saya lihat sebenarnya peluang Indonesia sangat besar untuk meningkatkan volume ekspor sepanjang kita tidak bicara sebagai komoditas. Unfinish product itu kan komoditas sehingga kita harus masuk ke segmen finished product. Selema ini barecore yang dieskpor ke China, diolah kembali disana dengan dilapisi seperti fancy finishing, bahkan mereka sudah menciptakan teknologi yang bisa membuat pelapisnya terlihat natural sekali. Ditempeli impregnated paper yang sangat bagus dan berdaya tahan hingga duapuluh tahun. Market sangat menyukainya, dibanding dengan kita hanya menempelkan Hard Plastic Laminated.
Kalau ingin lebih besar dan bisa mengejar Vietnam dalam lima tahun ke depan, kita harus masuk ke finished products. Arah kita kesana dan sedang dipersiapkan dengan mendirikan koperasi ILWA. Ini yang akan menjadi lokomotifnya. Target tahun depan jika perijinan di level nasional sudah diperoleh secara lengkap, maka targetnya adalah bagaimana bisa meningkatkan tidak dalam volum tapi dalam valuenya. Added valuenya yang tinggi. Koperasi yang berdiri direncanakan akan menjadi koperasi produsen. Koperasi ini berjalan bersama dengan teman-teman industri yang sudah siap secara finansialnya untuk membuat finished product.
Produk komoditas seperti barecore dan plywood akan diolah lebih dulu menjadi finished product sebelum diekspor. Ini sedang dipersiapkan semua temasuk lokasinya nanti. Dibutuhkan lahan seluas 10 hektar nantinya. Volume ekspornya mungkin nanti tidak jauh beda, namun berbeda dalam valuenya. Jika itu bisa terwujud di tahun depan maka prediksi saya kenaikannya bisa berkisar antara 25 hingga 30 persen.
WoodNews ID: Dalam waktu dekat ini, kapan dan dimana lokasi persisnya?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Kami sedang dalam prospek tapi yang jelas akan berada di Jawa Tengah, khususnya di Solo Raya. Kemarin sudah berkoordinasi calon lokasi ada di Wonogiri, Sragen dan Karanganyar. Kami sedang pertimbangkan mana harga penawarannya yang paling kompetitif.
WoodNews ID: Pertimbangan akan keberadaan jalan tol disekitarnya agar mempermudah mobilitas dan pengirimannya?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Kita diuntungkan dengan infrastruktur yang kian bagus. Kalau bicara tol trans jawa ini sangat bagus sekali. Didukung dengan jalan-jalan nasional yang terhubung dengan interchange tol akan membuat setiap dearah yang ada kian visible untuk investasi. Seandainya ada perbedaan waktu tempuh, akan sedikit saja. Kalau dulu mengirim produk kami dari Sukoharjo hingga Semarang Port butuh 5-6 jam, maka sekarang bisa dipastikan paling lama hanya 3 jam. Jika nantinya berlokasi di Wonogiri dibutuhkan waktu tempuh 8 hingga 10 jam, saat ini hanya berbeda 1 jam dari tempat kami di Sukoharjo. Jadi tidak jauh berbeda. Tidak perlu lagi berinvestasi di sekitaran pintu tol karena sudah pasti akan tinggi sekali nilainya pada saat ini. Sekarang kita bisa masuk ke zona-zona industri yang ada di tiap kabupaten. Bisa lebih kompetitif. Dengan aset tanah yang lebih murah, bisa membuat produk yang lebih kompetitif. Efek langsungnya terhadap pricing di pasar global.
WoodNews ID: Finished product apa yang akan menjadi target pertamanya? Kapan akan direalisasikan?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Ditahap awal, belum direncanakan pembelian mesin-mesin produksi impregnated paper yang akan digunakan untuk melapisinya. Kami rencanakan untuk mengimpornya lebih dulu dari pasar global dengan mengikuti standar yang berlaku seperti European dan American standard. Material impor tadi akan ditempelkan dengan memanfaatkan mesin-mesin tempel anggota ILWA yang masih bisa diberdayakan. Krisis kemarin terutama saat menurun membuat sebagian anggota kesulitan untuk bangkit kembali. Inilah yang kami upayakan untuk bangkit dan beproduksi kembali. Koperasi akan menjalin kerja sama dengan mereka sehingga bisa cepat bergerak merebut peluang yang ada. Kalau tadi ditanyakan kapan akan dimulai maka kemungkinan awal tahun 2023 kami sudah mulai take action. Itu tadi rencananya. Impor material papernya, lantas koperasi melakukan konsinyasi dengan anggota-anggota yang memiliki mesin guna dijasakan produksinya. Kemudian finished product direct to the market.
Kami akan bertahap, mungkin akan dimulai dengan lahan seluas satu hektar terlebih dahulu. Kita kawal karena yang penting adalah segera dimulai. Secara overall, kami sudah hitung kebutuhan modal mulai dari lahan permesinan hingga kepemilikan mesin yang memproduksi sendiri impregnated papers yang dibutuhkan; akan mencapai sekitar IDR300 Milyar. Untuk memulainya hanya dibutuhkan IDR10 Milyar. Koperasi ILWA akan dimodali sebsr itu sehingga bisa mengimpor paper yang dibutuhkan. Kami juga akan bekerjasama dengan anggota ILWA yang punya mesin press berkualitas bagus, dan langsung start. Begitu running direncanakan untuk scale up bertahap. Targetnya untuk bisa berinvestasi sebesar IDR300 Milyar dalam dua tahun setelah running well.
WoodNews ID: Tadi kayaknya targetnya hanya pasar ekspor, sementara nanti akan ada pembangunan IKN beserta struktur pendukungnya. Apa itu juga menjadi targetnya?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Itu salah satunya dan nilainya akan cukup besar. Seperti yang kita ketahui pemerintah sudah alokasikan anggaran sebesar IDR 29-30 Trilyun untuk tahun depan. Bidding untuk infrastukturnya malah sudah dilakukan dan tahun depan dimulainya kerja besar. Kami ingin berperan di dalamnya maka koperasi ILWA akan mendaftarkan ke kementerian perindustrian melalui Sucofindo untuk masuk ke TKDN. Koperasi akan memasukan produk ke LKPP dan e-Katalog. Dari situlah dengan finished product akan bisa memproduksi pintu yang dibutuhkan nantinya. Akan jadi solid engineering doors. Kami tidak lagi hanya berjualan three layer seperti sekarang. Yang menikmati kan orang asing terus. Nanti kami akan masuk ke segmen ini, dan IKN akan sangat mebutuhkan solid engineering doors dalam jumlah besar. Konsep green city di IKN yang mensyaratkan produk ramah lingkungan. Kami di ILWA telah memiliki sertifikasi SVLK. Produk kami nantinya akan green product, memiliki sertifikasi TKDN dan masuk ke dalam e-katalog. Dengan itu kami bisa langsung menawarkan produk ke pemerintah tanpa melalui lagi proses bidding yang penuh dengan tawar-menawar.
Jadi benar sekali yang ditanyakan tadi karena itu adalah salah satu strategi kami. Kami harus lebih cepat dan lebih baik.
WoodNews ID: Kenapa harus koperasi?
Ir. Setyo Wisnu Broto: Pertanyaan bagus. Kalau asosiasi mendirikan perusahaan terbatas yang berazaskan pemilik modal terbesar akan mengendalikan jalannya perusahaan dan mendapatkan hasil terbesarnya. Koperasi ILWA merupakan koperasi anggota ILWA yang mana setiap anggota memiliki hak yang sama. Ada klausul perkuatan modal, anggota yang menyetorkan modal lebih besar memiliki hak suara tetap satu, seperti anggota koperasi lainnya; namun jika diadakan Rapat Anggota tahunan maka anggota yang memberikan bantuan perkuatan modal lebih besar akan beroleh profit lebih banyak, dibanding anggota yang memasukan modal lebih kecil darinya. Jadi azas ini dipandang akan lebih sehat. Mereka tidak bisa menguasai arah bisnis karena itu merupakan hak semua anggota tanpa terkecuali. Bagi mereka yang memiliki bantuan penguatan modal atau share akan menikmati hasil yang lebih besar. Jika badan hukumnya berbentuk perusahaan terbatas, maka pemilik modal terbesar akan mendominasi penentuan arah bisnisnya. Anggota lainnya akan kalah. Misinya adalah mengkorporasi koperasi.
WoodNews ID: Kalau sudah finished product, kira-kira kita bisa direct ekspor dan bersaing langsung ke pasar Amerika atau Uni Eropa? Jadi tidak lagi lewat China atau Taiwan
Ir. Setyo Wisnu Broto: Sangat bisa. Persoalan yang menghadang banyak perusahaan kita adalah keterbatasan finansial dan tidak dikelola secara profesional. Pemiliki usaha masih banyak melakukan intervensi dan tidak menyerahkan pada tim manajemen profesional. Di sisi marketing, banyakan yang bertindak individual dan scattered. Terpisah-pisah. Pemerintah dengan polanya sendiri, pengusaha dengan masing-masing pola dan perusahaan yang berbeda.
Kompetitor kita di luar sudah sangat sistematis. Bayangkan China bisa bangkit dengan China Inc., yang mengintegrasikan pemerintah dan bisnis ke dalam gerakannya. Ini ditiru Vietnam. Berkompetisi dengan China dan Vietnam, tidak berkompetisi dengan perusahaan atau bisnisnya tapi kita berkompetisi langsung dengan negara.
Kami optimis karena ini koperasi. Koperasi dari keseluruhan anggota ILWA yang akan dikelola secara profesional oleh tim menajemen profesional dengan gaji menarik. Selain salary yang menarik, akan ditawarkan tunjangan jasa produksi agar tumbuh sense of belongingnya. Karena ini koperasi maka akan punya daya dobrak lebih besar. Pemerintah tidak akan dan tidak boleh menolaknya. Bahasa koperasi adalah bahasa rakyat, bukan bahasa perusahaan. Kami akan berdayakan semua ITPC dan atase perdagangan di seluruh kedutaan besar kita. Kami berencana untuk mengisi ITPC dan atase perdagangan dengan anak-anak mud ayang jagi international marketing. Mahasiswa dihire untuk bekerja di ITPC, bersama atase perdagangan untuk mencari market langsung disana. Sekalipun online system, namun kalau pasarnya ada disana sementara kita duduk manis disini ya tetap konyol akhirnya.
Online dengan sistemastis, tetap hadir tim marketing disana. Mahasiswa kita disana yang dihire sehingga berkemampuan untuk melakukan penetrasi pasar. Ini yang menjadi kekuatan kami disana nanti. Kami yakin karena marketingnya hebat, sistem manajemennya juga hebat dan ini milik bersama. Negara tidak hadir, dihadirkan. Kalau tidak mau hadir, dipaksa! Kalau dipaksa kan tidak bisa memilih. Bayangkan kalau semua asosiasi melakukan hal serupa, maka negara benar-benar harus hadir.(WNId/eM)
Komentar
Posting Komentar