IFEX 2022: Menggebrak Pasar Global
Usai sudah pegelaran pameran Indonesia Furniture Expo (IFEX) tahun 2022. Pameran ini mengobati rasa dahaga yang tertunda selama dua tahun akibat berkecampuknya pademi Covid-19.
Pameran yang menyasar pasar
global ini memberi andil dalam mendukung realisasi target USD5 milyar di tahun 2024. Dalam
pameran serupa di tahun 2019, total transaksi selama berlangsungnya pameran
mencapai USD1,270 Milyar. Sedang total nilai ekspor di tahun yang sama mencapai
USD2,5 Milyar. Artinya nyaris setengah dari nilai ekspor dalam satu tahun
dihasilkan hanya dari satu pameran, Ifex.
Tidak heran bila Ketua Presidium
Himpunan Industri mebel dan Kerajinan Indonesia, Abdul Sobur menekankan sekali
pentingnya keberadaan dan kelangsungan pameran berskala internasional. “Tanpa promosi, tanpa pameran, sebagus apapun produk yang
kita miliki, siapa yang akan mengenalinya? Pameran adalah fondasi penting bagi
para eksportir di sektor industri kreatif,” katanya.
Sobur tampaknya optimis untuk bisa merealisasikan target USD5 Milyar di tahun 2024. Sekalipun salah seorang exhibitor Director Jepara Asia Mas Furniture Eri Agus Susanto menyebutkan kondisi pasar tujuan ekspornya masih dalam overstock. “Sebelumnya selama dua tahun kami mengalami penurunan penjualan hingga separuhnya,” jelasnya. sebaliknya, yang menggembirakan adalah turunnya biaya tambang dan pengadaan kontainer belakangan ini. Untuk tujuan ekspor ke Savanah, Amerika Serikat, milsanya biaya tersebut berkisar USD11000. Turun lebih dari setengahnya yang semula bertengger pada USD24000. Tingginya biaya pengapalan dan sulit memperoleh kontainer telah memaksa banyak pihak menunda pengirimannya.
Inilah yang
membuat Sobur sangat optimis dengan pencapaian target di tahun 2024 mendatang.
Sejalan dengan itu dilaporkan sekitar delapan puluh persen eksibitor IFEX tahun
ini akan ambil bagian dalam penggelaran tahun depan. Sejumlah industri furnitur yang tidak ikut dalam pameran kali ini juga
menyatakan kesiapannya untuk ikut dalam pameran mendatang.
Setelah empat hari pameran, IFEX mencatatkan jumlah
buyers dan pengunjung sebanyak lebih dari 7000 orang. Sedang buyers internasional berasal
dari tujuh puluh dua negara dan yang terbanyak berasal dari Australia.
Target nilai transaksi on-the-spot
dipatok pada USD150 juta, sedang transaksi follow
up sebesar USD500 Juta. “Bukan target yang ambisius karena vakuumnya
kegiatan selama dua tahun sebelumnya,” kata Sobur.
Ia sangat sangat
optimis akan pencapaian itu karena dalam kondisi sulit selama pandemi
berlangsung penjualan industri mebel Indonesia justru meningkat tiga puluh
persen. Sedangkan penjualan produk kerajinan meningkat sekitar dua puluh
persen. “Di saat ekonomi global mengalami kesulitan justru kami harus lebih
semangat bergerak,” jelasnya. Ia menambahkan itu merupakan bagian dari pemanasan
penting menjelang penyelenggaran IFEX berikutnya yang direncanakan berlangsung pada awal
Maret 2023, bersamaan dengan sirkuit ASEAN.
Sobur sangat optimis dengan pencapaian target di tahun 2024, karena pada triwulan pertama tahun 2022 saja capaian ekspor berkisar pada USD1 Milyar. Naik 15,87 persen dibanding tahun sebelumnya. Total target ditahun ini dipatok pada USD3,93 Milyar dan tahun 2023 dipatok pada USD4,46 Milyar. Ini ditetapkan berdasarkan pertumbuhan CAGR sebesar 13,41 persen. (WNID)
Komentar
Posting Komentar